Dr. Isham Udwan
Agresi Israel ke Jalur Gaza antara 14 hingga 23 November dihadapi perlawanan Palestina dengan menyebut "pertempuran Hijaratus Sijjil". Dalam setiap serangan yang digelar, Israel ingin melihat perkembangan kemampuan perlawanan dan senjatanya. Dalam menghadapi serangan Israel pada beberapa lalu, kelom perlawanan melakukan dengan penuh hati-hati dan tidak menunjukkan potensi terbarunya. Inilah yang membuat Israel terus menggelar serangan demi serangan agar perlawanan menunjukkan perkembangannya. Pada saat yang sama, ada banyak statemen memojokkan gerakan perlawanan. "Roket-roket sia-sia, tidak sepadan dengan pertempuran yang ada" "Hamas sedang melempem dan lebih tenang dengan kekuasaan di Gaza dan tidak lagi berfikir menghadapi Israel" dan lain-lain.
Pertempuran Hijaratus Sijjil membuktikan bahwa Hamas dan perlawanan lainnya di Jalur Gaza tidak tidur sejak perang Al-Furqan tahun 2008-2009 dan tidak meninggalkan perlawanan. Bahkan sejak itu ia mempersiapkan diri memasuki pertempuran yang menentikan di masa mendatang yang tak akan bisa dihindarkan. Berikut fenomena perkembangan baru kemampuan perlawanan Palestina:
1. Tak seorang pun di kalangan perlawanan Palestina di Gaza merasa kalangkabut, kecuali hanya prosedur keamanan yang ketat dalam menghadapi suasana konfrontasi dengan Israel.
2. Penggunaan senjata roket saja dari senjata perlawanan dan belum menggunakan senjata lainnya dan itu hanya prosentase kecil di banding senjata lainnya yang dimiliki perlawanan.
3. Serangan roket secara intens dimulai langsung setelah komandan Al-Qassam, Asy-Syahid Ahmad Al-Ja"bari dengan 100 roket, disusul kemudian dengan 527 roket di hari berikutnya. Ini prosentase paling tinggi dalam sejarah bangsa Palestina dalam sehari.
4. Penggunaan paling tinggi dalam serangan roket dalam perang Al-Furqan seperti roket Grad dan roket 107.
5. Untuk pertama kalinya dalam sejarah konflik Palestina - Israel, perlawanan menggunakan roket Fajar 5 dan roket buatan local Palestina sejenis M75 yang jarak tempuhnya mencapai lebih dari 75 hingga 85 km.
6. Untuk pertama kalinya perlawanan membidik lebih dari 10 pesawat tempur Israel dengan berbagai jenisnya dan mampu menjatuhkan 4 pesawat tempur dari berbagai jenis.
7. Perlawanan Palestina menunjukkan kemampuan yang tidak dimiliki sebelumnya dengan lebih akurat dalam serangan roket ke Israel.
8. Perlawanan Palestina memiliki kemampuan psikologi tinggi dalam peperangan. Mereka berani menggempur kota-kota utama Israel seperti Tel Aviv, Jerusalem, Ramata Gan dan Hertezelia.
9. Perlawanan Palestina menunjukkan kemampuan peperangan baru sebab pesawat tempur Israel dan agennya tidak mampu menemukan titik peluncur roket. Sebab roket itu dilepaskan dengan cara elektronik dan dikendalikan dari jauh. Kebanyakan dilepaskan dari persembunyian bawah tanah.
10. Untuk pertama kalinya, perlawanan tempur mampu membidik kapal tempur Israel dan mengenainya.
11. Sangat jelas, perlawanan Palestina mampu mengelabui Israel soal keberadaan gudang senjata, peluncur roket dan terowongan bawah tanah. Berkali-kali Israel menyerang tanah kosong yang diyakini berdasarkan informasi intelijen sebagai gudang senjata.
12. Kemampuan perlawanan Palestina berkembang dengan membidik target musuh baik yang diam atau bergerak kemudian dijadikan target dengan akurat, seperti membidik Jeep militer Israel di Gaza Timur yang masuk ke wilayah dalam 3 km.
13. Rakyat Palestina menunjukkan pembelaan mereka terhadap seluruh faksi-faksi Palestina.
Perkembangan baru perlawanan itu juga bisa dilihat dalam bentuk berikut:
1. Perlawanan Palestina sangat tenang bersikap.
2. Intensitas serangan roket menunjukkan besarnya gudangnya roket perlawanan Palestina.
3. Bisa jadi perlawanan Palestina memiliki roket dengan jarak tempuh lebih jauh dan baik dari Fajar 5 dan M75.
4. Perlawanan Palestina juga memanfaatkan pengalaman Hizbullah dalam perang 2006 dalam menyembunyikan pelontar dan gudang senjata serta terowongan bawah tanahnya.
5. Perlawanan Palestina memiliki senjata dan system persenjataan laut dan ini akan terus berkembang.
6. Rakyat Palestina sudah percaya penuh kepada perlawanan dan memelihara dan melindungi mereka, ini sebagai factor keberhasilan perlawanan. Selain itu ada factor dukungan regional Arab dan dunia Islam terhadap Gaza berupa kunjungan yang mengalir ke sana.
7. Pertempuran Hijaratus Sijjil adalah peluang (meski menyakitkan) untuk menguji perlawanan dan kemampuannya yang terus berkembang. Sebab perlawanan tidak bisa melakukan maneuver latihan militer terbuka seperti Negara-negara biasa. Namun itu menjadi tantangan bagi mereka dan mampu dijalani dengan baik. Ke depan, mereka pasti lebih kreatif dengan taufiq dari Allah.